Senin, 16 Maret 2015

proposal KTI



PROPOSAL PENELITIAN

 

GAMBARAN GANGGUAN  MENSTRUASI TERHADAP PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK  DI PUSKESMAS

 LEPO – LEPO KECAMATAN BARUGA 

KOTA KENDARI TAHUN 2013

 

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Diploma III Di Akademi Keperawatan PPNI Kendari

 

 

OLEH :

 

HARTINI

10.082

 

 

 

YAYASAN KEPERAWATAN AKPER PPNI

 KENDARI

2013


 




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk dunia sejak lama telah menjadi perhatian sehingga tumbuh ilmu yang mempelajari tentang penduduk, yaitu ilmu demografi dan ilmu kependidikan. Salah satu kebijaksanaan kependudukan adalah penyelenggaraan program keluarga berencana, sehingga setiap keluarga dapat merencanakan jumlah dan komposisi keluarga yang di sesuaikan dengan kemampuan politik, ekonomi, social, budaya serta pertahanan dan keamanan,  (BKKBN, 2004 : 34).
Pada saat ini program keluarga berencana (KB) telah dikenal hampir diseluruh dunia. Negara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi merupakan falsafah hidup masyarakatnya. Sedangkan di Negara-negara sedang berkembang keluarga berencana masih merupakan program yang pelaksanaannya harus terus ditingkatkan. (Sujiayatini, 2009).
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah di laksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi. Satu – satunya jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu Negara adalah melakukan pembangunan dan persamaan dan pelaksanaan gerakan keluarga berencana, karena pembangunan dan program keluarga berencana merupakan satu sisi mata uang, (Manuaba, 2002 : 23).
Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pilihan yang biasa dilakukan untuk menjarangkan kehamilan. Dengan demikian, anak bisa mendapat perhatian penuh dari orang tua dimasa kecilnya. Saat ini, banyak alternatif kontrasepsi yang biasa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat, diantaranya kondom, pil, suntik, susuk, hingga bentuk vasektomi dan tubektomi. Dalam memilih alat kontrasepsi sebaiknya mengetahui keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi.  Ciri – cirri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, dan efek sampingnya minimal, (Prawirohardjo, 2005).
Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak tahun 2003 – 2006 peserta Keluarga Berencana Indonesia hanya meningkat 0,5 % pertahun dan pada tahun 2007 peserta KB hanya 62,5 % dari 45 juta PUS atau sekitar 28 juta PUS yang menjadi peserta KB aktif. ( pdpersi, 2012 ).
Pada mei 2006 hingga maret 2007 jumlah akseptor KB Indonesia yaitu jumlah akseptor suntik sebanyak 9.303.905 (34,8%), akseptor KB IUD sebanyak 7.562.672 (28,3%), akseptor KB implant sebanyak 2.882.899 (19,8%),  akseptor KB kondom 313.358 (1,2%), ( wikipedia, 2012 ).
Salah satu misi program KB Nasional adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehata Reproduksi.  
Pencapaian target peserta KB baru di Propinsi Sulawesi tenggara selama 5 tahun terakhir nampaknya berfluktualisasi namun demikian umumnya pencapaian tersebut sudah diatas 100 %. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara 1.755.492 jiwa, jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) 267.015 jiwa, jumlah peserta KB aktif 256.234 jiwa yang terdiri dari penggunaan alat kontrasepsi pil 37,81 %, suntik 40,09%, implant 11,33%, IUD (Intra Uterine Device) 4,03%, dan MOW (MetodeOperasi Wanita) 2,47 % serta MOP (Metode Operasi Pria) 2,04%. Angka ini cenderung meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 99,94 %, (Dinkes Sultra, 2011).
Menurut Depkes RI ( 2002:42 ) bahwa secara garis besar kegiatan keluarga berencana meliputi komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ), pelayanan kontrasepsi, pelayanan rujukan keluarga berencana serta pencatatan dan pelapor. Pelayanan KB mencangkup konsultasi dan pemeriksaan, pemasangan alat kontrasepsi serta pemberian obat kontrasepsi sesuai kebutuhan dan keinginan klien, baik suami maupun istri setelah sebelumnya mendapat konseling oleh dokter atau bidan yang berwenang. Alat dan obat kontrasepsi disediakan bagi suami dan istri, dengan informasi yang benar untuk setiap metodenya. Untuk metode kontrasepsi mantap, baik MOP maupun MOW dapat ditangani oleh tempat pelayanan yang ada atau dirujuk ke tempat pelayanan yang memang mempunyai wewenang untuk hal ini. ( BKKBN,2004:17 )
Pada tahun 2012 peserta KB aktif mengalami peningkatan yaitu menjadi 286.245 yang terdiri dari pengguna alat kontrasepsi pil 38,25%, suntik 41,11%, implant 11,89%, IUD 2,01%, (Dinkes Sultra, 2012).
Kontrasepsi suntik merupakan obat pencegah kehamilan yang pemakainya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medroksi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid).
Kontrasepsi suntik mempunyai permasalahan atau efek samping. Pada pemakaian KB suntik mengalami berbagai permasalahan utama yaitu gangguan pola Haid. Gangguan pola haid yang terjadi seperti pendaharan bercak, pendarahan irregular, amenore dan perubahan dalam frekwensi, lama dan jumlah darah yang hilang.
Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekwensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun demikian meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada beberapa tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematic dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekwensi yang merugikan atau tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali.
Pada  tahun 2012 Khusus di Puskesmas Lepo – Lepo kecamatn baruga kota kendari terdapat 810  peserta KB aktif, 260  menggunakan alat kontrasepsi suntik.




Berdasarkan jumlah keseluruhan akseptor KB suntik di Puskesmas lepo-lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari mulai Januari 2013 – Mei 2013 sebanyak 163 orang. Dari hasil pendataan terdapat 105 yang memakai alat kontrasepsi suntik. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Gangguan Menstruasi Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Lepo – Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari Tahun 2013 ”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimanakah gambaran gangguan menstruasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik di puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kenari".
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui  gambaran gangguan menstruasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik di puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui gambaran gangguan  menstruasi berdasarkan siklus menstruasi pada akseptor KB suntik di Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.
b.      Untuk mengetahui gambaran gangguan  menstruasi berdasarkan gangguan amenorhea pada akseptor KB suntik di Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan baruganKota Kendari.
c.       Untuk mengetahui gambaran gangguan  menstruasi berdasarkan dismenorhe pada akseptor KB suntik di Puskemas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.
D.    Manfaat penelitian
1.      Sebagai salah satu syarat   untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III keperawatan
2.      Penelitian ini diharakan menjadi salah satu informasi penting bagi Institusi kesehatan pada umumnya dan khususnya puskesmas lepo-lepo kecamatan baruga kota kendari, dalam upaya meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana.
3.      Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
4.      Penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam mengembangkan pengetahuan dan mengaplikasikannya di masyarakat







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Tentang Akseptor dan Keluarga Berencana
1.      Pengertian Akseptor
Akseptor adalah seorang individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana ( KB ) dirumah sakit, puskesmas serta tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya ( BKKBN,1993:3 ).
2.      Pengertian Keluarga Berencana
 Pengertian keluarga berencana menurut UU no 10 tahun 1992 ( tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan pembangunan sejahtera ) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtra. Tujuan utama program Keluarga Berencana nasional ini adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas ( Sujiyatini,2009 ).
Program keluarga berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah kependudukan. Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu ( integral ) dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social budya penduduk Indonesia.
Dengan program keluarga berencana nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari keluarga berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi ( Depkes, 1999 ).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dan dapat pula bersifat permanen. Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas ( Prawirodiharjo, 1991).
Hasil pencapaian peserta KB memperlihatkan kemajuan-kemajuan di bidang kependudukan. Sebagai dampak didapatkanpenurunan Total Fertiliti Rate ( TFR ), dan program KB sudah menjadi gerakan masyarakat yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dalam KB mandiri diharapkan adanya perubahan sikap dan kesadaran sendiri mencari pelayanan KB, baik pelayanan informasi maupun pelayanan kontrasepsi di tempat pelayanan yang tersedia sesuai dengan kemampuan dan peraturan yang berlaku ( BKKBN, 1995 ).
Berbagai perkembangan terjadi dalam bidang teknologi kesehatan, salah satu diantaranya adalah menyangkut perkembangan kontrasepsi yang meliputi obat-obatan yang digunakan dan pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Ditinjau dari segi pengetahuan masyarakat terhadap metode maupun alat kontrasepsi yang ada pada saat ini sebagian besar belum mengetahui secara rinci mengenai cara kerja alat kontrasepsi itu sendiri ( BKKBN, 1996 ).
Dalam pekembangan kemajuan teknologi saat initelah ditemukan dan dipakai bebagai alat/ metode kontrasepsi. Metode teknis geraka keluarga berencana di indonesia untuk pendapatkan gambaran yang menyeluruh dan rinci. Rencana kelengkepan keluarga pasangan intertilitas ( mandul ) dan interval ( menjarangkan )
Kehamilan ( Manuaba, 1998).
Metode KB yang dapat digunakan yaitu :
a.       Metode sederhana seperti kondom, spermatisid, koitus ineruptus ( senggama terputus ), pantangan berkala.
b.      Metode efektif seperti hormonal yaitu pil, suntik, dan susuk.
c.       Metode mekanis yaitu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ( Manuaba,1998 ).
3.      Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan keluarga berencana adalah :
a.       Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelihiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ( Depkes, 1999 ).
Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera ( NKKBS ) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia guna menyongsong tinggal landas pembangunan.

b.      Khusus
1)      Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam pengguanaan alat kontrasepsi
2)      Menurunnya angka kelahiran bayi
3)      Meningkatnya kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kehamilan ( Hartanto, 2002:18 ).
4.      Sasaran Keluarga Berencana
Menurut BKKBN ( 2004: 37 ), sasaran keluarga berencana adalah :
a.       Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana
b.      Mereka yang ingin mencegah kehamilan karna alas an pribadi
c.       Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Demi kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun
d.      Mereka yang ingin membatasi jumlah anak
5.      Manfaat Keluarga Berencana
Menurut Depkes RI ( 2005:24 ), manfaat Keluarga Berencana dalam segi Kesehatan adalah :
a.       Untuk Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat berupa :
1)      Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang  kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
2)      Peningkatan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan oleh adaya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, untuk beristirahat, dan menikmati waktu terulang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
b.      Untuk anak-anak yang dilahirkan
1)      Anak yang akan dilahirkan akan tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya berada dalam keadaan sehat.
2)      Sesudah lahir anak tersebut akan memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukupkarena kehadiran anak tersebut memang direncanakan.
c.       Untuk anak yang lain
1)      Member kesempatan kepada mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
2)      Perkembangan mental dan sosialnyalebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
3)      Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
d.      Untuk Ayah
Memberikan kesempatan padanya agar dapat :
1)      Memperbaiki kesehatan fisiknya
2)      Memperbaiki kesehatan mental dan social karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang terulang untuk keluarga.
B.     Tinjauan Alat Kontrasepsi Suntik
1.      Pengertian
Asal kata "kontra" berarti mencegah atau melawan dan "konsepsi" yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Berarti kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Vincentia, 2009). Jadi, kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal ( BKKBN , 2004).
Kontrasepsi suntik diindonesia merupakan kontrasepsi yang popular. Kontrasepsi yang digunakan adalah long acting progestin, yaitu norestitoren enantat ( NETENT ) dengan nama dagang noristerat, dan depomedrosi progesterone asetat ( DMPA ) dengan merek dagang depoprofera ( Hartanto, 2002)
Menurut Baso dan Judy (1999), suntikan KB adalah cairan yang berisi hormone estrogen maupun progesterone dalam jangka waktu tertentu (satu, dua atau tiga bulan)  tergantung dari jenis suntikan.
2.      Macam – macam Kontrasepsi Suntik
a.       DMPA atau yang lebih, mengandung progesterone :
DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan dosis 150 gram.
b.      NETEN atau lebih dikenal dengan nama noristerat.
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu.
c.       Suntikan kombinasi Progesterone dan Estrogen
Cycloprofera atau cyclovem, merupakan kombinasi 25 gram DMPA dan 5 gram estradiol cypionate yang diberikan sekali sebulan ( Hartanto,2002).
3.      Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
a.       Menghambat sekresi hormone-hormon sehingga mencegah terjadinyaovulasi.
b.      Mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk implantsi hasil konsepi.
c.       Menambah kepekaan lender serviks sehingga menghalangi masuknya spermatozoa.
d.      Mangubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba keuterus ( Hartanto, 2002).
4.      Keuntungan Kontrasepsi Suntik
a.       Pemberianya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu.
b.      Tingkat efektifitasnya tinggi.
c.       Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d.      Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e.       Dapat dipake atau diberikan pasca persalinan, pasca keguguran atau pasca menstruasi.
f.       Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenoopause.
g.      Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
h.      Pengawasan medis ringan ( Saifudin, 2006).
5.      Efek Samping Kontrasepsi Suntik
a.       Gangguan haid, seperti:
1)      Amenore : Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2)      Spotting adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama aseptor mengikuti aseptor KB suntik. Penyebab pasti spotting atau perdarahan bercak selama ini belum jelas, namun diduga penyebabnya adalah dengan adanya penambahan progesteron.
3)      Menoragia : Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1.      Adanya kelainan organik, seperti:
a)      infeksi saluran reporduksi
b)      kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll.
c)      Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2.      Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3.      Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4.      Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
4)      Metroragia :
a.       Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
b.      Perdarahan fungsional:
1.      Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
2.      Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
b.      Depresi
Rasa lesu tak bersemangat dalam beraktifitas.
c.       Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada peserta suntik, dan bila terjadi pasti ada penyebab lain. Tidak berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal.
d.      Jerawat
Timbulnya jerawat atau dibadan.
e.       Perubahan Libido
Menurunya atau meningkatnya libido akseptor, hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
f.       Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian suntikan KB, dan ini merupakan efek yang paling sering terjadi.
g.      Pusing dan sakit kepala
Insiden sakit kepala adlah sama pada DMPA maupun NETEN dan biasanya bersifat sementara ( BKKBN, 1996 ).
6.      Kontra Idikasi Kontrasepsi Suntik
a.       Kehamilan
b.      Karsinoma payudara
c.       Karsinoma genetalia
d.      Perdarahan pervagiana yang belum jelas penyebabnya
e.       Diabetes mellitus disertai komplikasi ( Hartanto, 2002 ).
7.      Cara Pemberian Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik dapat diberikan :
a.       Paska persalinan sampai hari ke- 40, sebelum berhubungan dengan suami
b.      Pasca keguguran sampai hari ke- 7
c.       Disarankan untuk menggunakan kontrasepsi suntik pada hari ke- 5 menstruasi ( Saifudin, 2006 ).
8.      Tehnik Penyuntikan
a.       Obat harus dikocok terlebih dahulu dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembng-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasarampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
b.      Semua obat harus diisap kedalam alat suntik.
c.       Diberikan secara intra muskuler dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak akan bekerja segra dan secara fektif.
d.      Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering baru disuntik.
e.       Jangan melakukan masase pada tempat suntikan karena akan mempercepat pelepasan obat dari tempat suntikan sehingga sma efektif dari kontrasepsi menjadi lebih pendek ( Sujiyatini, 2009 ).

C.    Tinjauan Tentang Menstruasi
a.       Pengertian
Menstrusi  ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan ( deskuamasi ) endometrium. Siklus menstruasi adalah jarak dimulainya menstruasi sampai menstruasi berikutnya ( Sarwono, 2002 ).
Menstruasi ( haid ) merupakan suatu kejadian perdarahan melalui vagina seorang perempuan sehat dan merupakan pertanda bahwa sudah memasuki akil baliq. Menstruasi berlangsung sejak datang pertama kali ( menarhea ) sampai pada saat menopause. Terjadinya menstruasi merupakan perpaduan antara kesehatan alat genetlia dan rangsangan hormonal yang kompeks yang berasal dari mata rantai hypothalamus-Hipofisis-Ovarium ( Yatim, 2001 ).
Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya disebut menstruasi atau haid (Turmin, 1997 : 59).
a)      Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan panjang siklus normal adalah 28 hari. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi pada umumnya lamanya 3-7 hari. Pengeluaran darah menstruasi tediri dari fragmen-fragmen pengelupasan endometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasnya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sngat mungkin ditemukan. Ketidak bekuan darah menstruasi yang biasa ini disebapkan oleh suatu system fibrinolitik local yang aktif didalam endometrium.
b)      Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mamae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya singkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, kordinasi yang disebut hormone.  Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ traget. Hormone-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah luteinizing hormone ( LH ), folikel stimulating hormone ( FSH ), prolakting releasing hormone ( PRH ).
Pada proses menstruasi dengan ovulasi ( terjadi pelepasan telur ), hormone estrogen yang dikeluarkan makin lama makin meningkatyang menyebapkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembengan ( fase poliferasi). Peningkatan estorogen ini menekan pengeluaran hormone perangsang folikel ( FSH ), terapi merangsang hormone luteinizing ( LH ) sehingga dapat merangsang folikel Graff yang telah dewasa, untuk melepaskan telur yang disebut dengan proses ovulasi. Telur ini akan ditangkap oleh fimbrae pada tuba falopii, dan dibungkus oleh korona radialis yang akan memberikan nutrisi selama 48 jam. Folikel Graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan mengeluarkan dua macam hormone indung telur yaitu estrogen dan progesterone ( Manuaba, 1999: 53 ).
c)      Fase – fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerja sama yang sangat terkordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut yaitu :
1)      Fase menstruasi atau desquamasi.
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
2)      Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
3)      Fase intermenstruasi atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke- 5 sampai hari ke- 14 dari siklus menstruasi.
4)      Fase premenstruasi atau fase proliferasi
Fase ini berlngsung dari hari ke- 14 sampai ke- 28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang dipelukan sebagi bahan makanan untuk telur yang dibuahi ( Turmin, 1997:59 ).
d)     Proses terjadinya menstruasi
Menstruasi terjadi karena perubahan-perubahan pada alat reproduksi, khususnya rahim dan indung telur. Perubahan-perubahan ini membentuk suatu siklus yang dikenal dengan siklus menstruasi atau haid. Melalui proses tertentu kedua indung telur memilih satu sel telur untuk dimatangkan. Sel telur yang matang berukuran sebesar kelereng dilapisi oleh selaput yang sangat tipis. Setelah matang sel telur ini akan mendekati permukaan indung telur, kemudian selaput pembungkusnya pecah dan sel telurnya keluar. Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel telur yag bebas ini lalu menuju kerahim. Lebih kurang satu minggu sebelum ovulasi dindinng rahim menebal jaringan pembuluh darah bertambah, ini dimaksudkan untuk mempersiapkan makanan bagi calon bayi tetapi bila tidak terjadi kehamilan, persipan ini tidak terpakai dan dinding rahim yang menebal ini akan lepas dan keluar sebagai menstruasi atau haid.
e)      Volume darah setiap menstruasi
Setiap menstruasi mengeluarkan 30 hingga 120 cc. pengeluaran dalam jumlah banyak terjadi pada hari-hari pertama, kemudian berkurang hingga hari terakhir. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak merupakan hal yang tidak normal. Ini biasanya terjadi karena ketidak seimbanganya hormone, dimana produksi estrogen tidak seimbang dengan kadar progesterone.
f)       Tanda dan gejala menstruasi
Gejala-gejala yang ditemukan antara lain payudara lebih kencang dan sensitif, kadang- kadang gatal. Ada pula yang mengalami sakit kepala, rasa gatal, rasa pegal dipunggung, rasa tertekan, rasa gelisah, lemas, merasa nyeri ( dismenore ) dan mudah tersinggung.
g)      Terlambat menstruasi
Siklus menstruasi ini tidak selalu teratur. Biasanya pada wanita menjelang dewasa menstruasi belum teratur, misalnya hanya menstruasi sekali dalam beberapa bulan. Demikian pula pada wanita yang mendekati usia 40-50 tahun. Pada usia ini adalah hal yang wajar bila dalam 2 bulan atau lebih tidak mengalami menstruasi karena mendekati usia menopause. Tapi pada wanita-wanita yang sebelumnya mempunyai siklus yang normal, maka ketidak teraturan menstruasi dapat disebapkan olehberbagai faktor seperti masalah emosional tertentu dapat mempercepat atau memperlambat menstruasi, stress, keadaan gizi dan kesehatan umum juga berpengaruh ( Suryono, 1996 : 141 ).
b.      Jenis – Jenis Gangguan Atau Kelainan Dalam Mestruasi Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Yaitu :
a.       Polimenorea atau epimenoragia
Polimenorea atau epimenoragia adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relative sama atau lebih banyak dari biasa. Wanita dengan polimenorea akan mengalami menstruasi hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relative sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidak seimbanmgan system hormonal pada hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormone tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi ( pelepasan sel telur ) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga didapatkn menstruasi yang lebih sering.
b.      Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dar 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita wanita yang mengalami oligomenore akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofis-ovarium. Gangguan hormone tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.
c.       Hipermenorhea
Hipermenorhea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal ( lebih dari 8 hari ). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu dan sebagainya.
d.      Hipomenorhea
Hipomenorhea adalah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa. Sebabpnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus misalnya, sesudah miomektomi, pada gangguan endokrin, dan lain-lain.
e.       Amenorea
Amenorea adalah kondisi dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorea ada 2 macam yaitu:
1.      Amenore primer adalah tidak terjadinya haid sampai dengan usia 17 tahun, karena faktor genetik, dengan atau tampa perkembangan seksual sekunder. Perkembangan seksual sekunder, contohnya : payudara berkembang, tumbuh rambut pada alat kelamin.
2.      Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi ( Anonim, 2010 ).
f.       Dismenorhea
Dismenorhea atau nyeri haid adalah nyeri saat menstruasi yang dialami oleh hamper semua wanita dari waktu kewaktu. Tepat sebelum atau saat keluarnya darah menstruasi akan timbul rasa nyeri yang ritmis dan mencengram pada bagian bawah perut serta punggung yang berlangsung selama beberapa jam, meskipun kadang-kadang bisa sampai sehari atau sepanjang daur menstruasi.
c.       Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Rata-rata siklus haid pada wanita adalah 28 hari, tetapi ada juga yang berbeda. Secara tehniks, siklus haid yang normal adalah antara 21 hari hingga 35 hari, jika siklus haid berubah itu merupakan vareasi dan normal. Selain itu ada beberapa faktor yang menyebapkan siklus haid atau menstruasi terganggu yaitu :
a.       Stress
Stress tidak boleh dikesampingkan karena akan mengganggu metabolism dalam system tubuh. Bisa jadi karena stress, ibu begitu mudah lelah, berat badan menurun drastic, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolic terganggu. Bila metabolism terganggu siklus menstruasi ikut terganggu juga.
b.      Diet dan olah raga
Diet dan olahraga dapat mempengaruhi siklus haid anda, jika anda latihn cukup keras dan asupan makanan tidak cukup, tubuh akan menyimpulkan anda tidak fit untuk hamil. Level estrogen akan menurun dan ovulasi terganggu atau malah berhenti. Artinya bisa saja seorang yang berolahraga keras dan diet ketat seperti atlet, tidak mengalami haid selama  beberapa waktu. Hal ini disebut hypothalamic amenorrhea.
c.       Berat badan
Seperti jugaa diet dan olahraga, jika anda mengurangi asupan makanan secara drastis, maka tubuh akan menyimpilkan anda dalam keadaan tidak sehat untuk hamil dan mempengaruhi proses ovulasi. Begitu juga kebalikannya, jika anda makan berlebihan dan berat badan mengalami penambahan atau kegemukan estrogen akan meningkat dan akan menyebapkan siklus haid anda menjadi tidak teratur atau yang disebut menorrhagia.
d.      Kontrasepsi
Jika pemakaian kontrasepsi seperti pil, atau IUD membuat siklus haid akan datang tidak teratur, sebaiknya segera periksakan diri, ini menandakan suatu hal yang tidak normal ( PIK Remaja, 2010 ).
D.    Hubungan KB Suntik Dengan Pola Menstruasi
a.       Pengaruh KB Suntik terhadap siklus haid
Pemberian KB suntik Cyclofem dapat terjadi perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini tidak dapat dianggap sebagai darah haid dalam arti yang sebenarnya, yaitu yang terjadi dari suatu endometrium yang normal (fase sekretorik). Pada pemberian KB suntik Cyclofem terjadi perdarahan lucut, tetapi perdarahan yang terjadi bukan berasal dari suatu endometrium yang normal karena gestagen sudah ada sejak awal proliferasi. Seperti diketahui, bahwa haid yang normal terjadi akibat kadar progesteron yang turun, sedangkan pada penggunaan KB suntik Cyclofem haid yang terjadi akibat turunnya kadar estrogen dan progesteron atau akibat turunnya kadar hormon sintetik. Haid yang terjadi setelah penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi lebih tepat dikatakan sebagai pseudo haid (Baziad, 2002).
Penyakit yang berhubungan antara KB suntik terhadap siklus haid adalah amenorea. Amenorea adalah kondisi dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut ( Hartanto, Hanafi. 2002 ).
b.      Pengaruh KB suntik terhadap jumlah darah haid
Jumlah darah haid yang keluar selama penggunaan KB suntik DMPA akan berkurang hingga 50-70% terutama pada penggunaan awal. Setelah penggunaan jangka lama, jumlah darah yang keluar juga makin sedikit dan bahkan sampai terjadi amenorea (Baziad, 2002).
Penambahan progesteron menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal (Baziad, 2002) atau juga, tidak terjadinya haid disebabkan oleh kurang adekuatnya pengaruh estrogen terhadap endometrium sehingga proliferasi endometrium kurang sempuma. Akibatnya gestagen yang terdapat dalam KB suntik tersebut tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melepas jaringan endometrium (Baziad, 2002).
Penyakit yang berhubungan antara KB suntik terhadap siklus haid adalah hipermenorhea. Hipermenorhea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal ( lebih dari 8 hari ) ( Hartanto, Hanafi. 2002 ).
c.       Pengaruh KB suntik terhadap lamanya perdarahan
Dengan berkurangnya jumlah darah yang keluar, biasanya lamanya perdarahan juga akan berubah. Perubahan terhadap lamanya perdarahan umumnya disebabkan oleh komponen gestagen dalam sediaan kontrasepsi hormonal tersebut (Baziad, 2002).
Penyakit yang berhubungan antara KB suntik terhadap siklus haid adalah hipomenorhea. Hipomenorhea adalah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa ( Hartanto, Hanafi. 2002 ).
d.      Pengaruh KB suntik terhadap terjadinya perdarahan sel
Dari beberapa pengamatan terdahulu membuktikan bahwa komponen gestagen berperan terhadap terjadinya perdarahan sela. Bukti bahwa gestagen sangat berperan terjadinya perdarahan dapat dilihat pada proses haid yang normal. Pada suatu siklus haid yang normal, estrogen menyebabkan degenerasi pembuluh darah kapiler endometrium, dinding kapiler menipis, dan pembentukan endotel tidak merata. Dengan adanya pengaruh gestagen akan terbentuk kembali pembuluh darah kapiler yang normal dengan sel-sel endotel intak serta sel-sel yang mengandung kadar glikoprotein yang cukup, sehingga sel-sel endotel terlindung dari kerusakan (Baziad, 2002).
Penyakit yang berhubungan antara KB suntik terhadap siklus haid adalah metroragia dan spotting. Metroragia adalah perdarahan yang berlebihan diluar masa haid. Sedangkan spotting adalah bercak – bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti pemakaian KB suntik ( Hartanto, Hanafi. 2002 ).
E.     Dasar Pemikiran
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik. Alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh ibu-ibu di Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahulu ibu diperiksa kondisi badannya untuk memastikan kesehatan si ibu itu sendiri, dan memastikan kondisi ibu sedang dalam kondisi tidak hamil. Penggunaan alat kontrasepsi suntik dapat mempengaruhi pola menstruasi akseptor selama menggunakan KB suntik.
Pemakaian alat kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu Gangguan haid. Dimana gangguan haid yang dimaksud disini yaitu  Gangguan  siklus ( siklus haid yang lebih memendek dari biasanya kurang dari 21 hari dan lebih memanjang dari biasanya lebih dari 35 hari ), amenorhea ( kondisi dimana seorang wanita tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut ), dismenoreh ( nyeri saat menstruasi ).
F.     Kerangka Konsep
Gambaran gangguan pola menstruasi                                         
Akseptor  KB
Siklus menstruasi
Amenorhea
Dismenorhe
 




G.    Variabel Penelitian
1.      Variable bebas (variable independent) adalah variable yang mempengaruhi variable terikat (variabel dependent) yang mana dalam penelitian ini variable idependen  adalah siklus mentruasi, amenorhe, dismenorhe.
2.      Variabel terikat (variabel dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang mana dalam penelitian ini variable dependen adalah akseptor KB
H.    Defenisi Operasional
1.      Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik digunakan adalah noretisteron Enentat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem.
2.      Akseptor adalah seorang individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana ( KB ) dirumah sakit, puskesmas serta tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya.
3.      Gangguan menstruasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gangguan siklus, amenorhea, dismenorhe.
4.      Gangguan siklus yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasanya kurang dari 21 hari dan lebih memanjang dari biasanya lebih dari 35 hari. Dengan criteria objektif :
a.       Mengalami gangguan
b.      Tidak mengalami gangguan
5.      Amenorhe yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah kondisi dimana seorang wanita tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut. Dengan criteria objektif :
a.       Mengalami gangguan
b.       Tidak mengalami gangguan
6.      Dismenorhe yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah nyeri saat menstruasi yang dialami oleh hampir semua wanita dari waktu kewaktu. Dengan kriteria objektif :
a.        Mengalami gangguan
b.      Tidak mengalami gangguan.








BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis dan rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran gangguan menstruasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik di Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.
B.     Tempat Dan Waktu Penelitian
1.      Tempat
Penelitian ini telah  dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari
2.      Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23-30 agustus 2013
C.    Populasi dan Sampel
1.  Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2003). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi suntik yang berada di Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari periode Januari-Mei 2013 yang berjumlah 163 orang .



2.  Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik yang berada di Puskesmas Lepo – Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari yaitu sebanyak 32 orang atau 30% dari populasi (30/100 x 105 = 32).
Menurut Arikunto (2003), jumlah populasi > 100 maka sampel dapat 10%-30% dari jumlah populasi, jika jumlah < 100 maka sampel dapat 50%-100% dari jumlah populasi. Adapun tehnik pengambilan dilakukan secara Asidental Sampling.
D.    Jenis dan Sumber Data
a.       Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
b.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah : data primer diambil langsung dari responden pada saat berkunjung di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari dengan menggunakan lembar checklist yang dibagikan pada responden atau daftar pertanyaan dan data sekunder adalah data ibu yang memakai kontrasepsi suntik yang terdapat pada buku Register Tahun 2013 di Puskesmas Lepo-Lepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.
E.     Tehnik Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dari responden diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Coding  yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut jenisnya dengan membubuhkan kode pada jawaban tersebut.
b.      Editing yaitu meneliti data-data (checklist) yang telah diperoleh dengan responden dengan maksud untuk proses lebih lanjut
c.       Scoring yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh responden
d.      Tabulasi, yaitu memasukan data dalam tabel untuk dianalisis.
F.     Analisis Data
Setelah seluruh data yang dikumpulka dengan menggunakan kuesioner dianalisa secara deskriptif dan menggunakan table distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk persentase dan narasi.
Dari keseluruhan responden, selanjutnya persentase berdasarkan rumus analisis berikut :

Keterangan :
X  = jumlah persentase dari variabel yang diteliti
F  = jumlah responden/sampel variabel yang diteliti
N  = jumlah responden atau sampel secara keseluruhan
K  = nilai konstanta (100%), (Chandra, 1995).




G.    Instrument Penelitian
Dengan wawancara langsung dan membagikan kuesioner kepada responden atau peserta akseptor KB suntik.
H.    Penyajian Data Penelitian
Penyajian data pada penelitian ini yaitu penyajian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan secara deskriptif variable yang diteliti dan dipresentatif.











 
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2001. Administrasi Pendidikan Sekolah. Bumi Aksara, Jakarta.
Anonym, 1992. Undang – Undang Tentang Kesehatan Nomor 23. Jakarta.
Anonym, 2005. Laporan Eksklusif Program Nasional. BKKBN. Prov. Sultra, Kendari.
Arcan, 1994. Kontrasepsi. Kendra Sundquist, Jakarta.
Arif Mansjoer. Dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Media Asulapius,    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Arikunto. Hanafi, 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar Harapan : Jakarta.
Hasan. M.  Iqbal, 2001. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta .
Manuaba. Ida Bagus. Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC,Jakarta.
Notoatmojo, 2003. Prinsip - Prinsip dan Dasar - Dasar ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Offset Elstar, 1980. Teknik Keluarga Berencana. Bandung.
Prawiroharjo. Soekidjo, 2003. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.
Radja Mudyaharja, 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan. PT.  Remaja Rosdakarya, Bandung.
Saifuddin. Abddul Bani, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Rosdakarya sarwono,  Jakarta.
Sarwono. Prawiroharjo, 1991. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Siswosudarnu, 1992. Teknologi kontrasepsi. Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Tirtaharja. Umar dan Koentjaraningrat, 2001. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, 2004. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina rupa : Jakarta.
Anonym, 2009. Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem reproduksi.http://www.lusa.web.id.diakses tanggal 18 Desember 2010
Arianto, 2008. Pertumbuhan pada remaja. Arcan : Jakarta.
Arikunto,S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Atkinson, 1990. Pengantar Psikologi. Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Candra, 1995. Pengantar statistic kesehatan. EGC : Jakarta
Brunner & sudadart, 2001. Keperawatan medical bedah. EGC : Jakarta
Nursalam. 2008. Konsep penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : pedoman skripsi dan instrument penelitian keperawatan. PT Salemba Medika : Surabaya
Nursalam, 2003. Pengukuran tingkat stress. Media Ciota : Surabaya
Sriati Aat. 2008. Tinjauan tentang stress. http://www.akademik.unsri.ac.id/…/Tinjauan%20tentang%20stress.pdf.diunduh pada tanggal 7 desember 2009.
Turmin, 1997 perawatan Kebidanan. FkPP : Jawa Barat
Yosep iyus.2010. keperawatan Jiwa. Bandung : PT Revika Aditama.
Yatim, 2001. Ilmu kebidanan. EGC : Jakarta
http://pikkrr remaja-alhikmah.blogspot.com2010/05/faktor-yang-mempengaruhi-siklus-haid.html
http://insel &Roth 1998 digilib.unsri.ac.id. stress & menstrual cycle. Di unduh pada tanggal 20 oktober 2009.

1 komentar:

  1. What is the best casino games in Las Vegas? - DrMCD
    Vegas gambling is 인천광역 출장안마 an exciting way to play slots and 천안 출장안마 live 강릉 출장안마 dealer games. 태백 출장마사지 We have chosen among 대전광역 출장마사지 the top-rated casinos in the industry.

    BalasHapus